Peran Perdagangan Luar Negeri dalam Perekonomian
Indonesia
A.
Pengertian Perdagangan Luar Negeri
Perdagangan Internasional biasa disebut dengan
perdagangan antarnegara, yaitu suatu kegiatan pertukaran (transaksi) barang dan
jasa antara dua negara atau lebih. Sama seperti halnya manusia yang
membutuhkan manusia lainnya dalam hubungan bermasyarakat, suatu negara juga
membutuhkan negara lain dalam hubungan masyarakat internasional.
Sebenarnya yang melakukan hubungan bukanlah ‘negara’ yang bersangkutan melainkan
‘penduduk’ di suatu negara dengan ‘penduduk’ negara lain. Dalam hal ini,
penduduk dapat diartikan suatu perusahaan atau lembaga pemerintah di suatu
negara yang melakukan perdagangan internasional.
Kegiatan utama
perdagangan internasional adalah ekspor dan impor. Ekspor adalah kegiatan
perdagangan suatu perusahaan untuk mengeluarkan barang dari wilayah pabean
suatu negara dan memperdagangkannya di wilayah pabean negara lain.
Definisi ekspor yang lain adalah arus barang dan jasa dari dalam negeri ke luar
negeri. Di sisi lain, impor adalah kegiatan perdagangan suatu perusahaan
untuk memasukkan barang dari luar negeri untuk diperdagangkan atau
diperjualbelikan di dalam negeri. Definisi impor yang lain adalah arus
barang dan jasa dari luar negeri ke dalam negeri.
Suatu negara
melakukan perdagangan dengan negara lain dikarenakan dapat memberikan
keuntungan atau disebut juga manfaat perdagangan. Perdagangan
internasional baru akan terjadi jika masing-masing pihak yang akan melakukan
perdagangan mendapatkan manfaat dari perdagangan tersebut.
Menurut J.S. MILL
dengan timbulnya perdagangan luar negeri memberi
manfaat secara dinamis secara tidak langsung dapat meluasnya pasar dan cakupan
sepesialisasi, mendorong penemuan dan tambahan, meningkatakan produktivitas
buruh, menurunkan biaya dan membawa kearah pembangunan ekonomi.
Menurut HABERLER
bahwa perdagangan internasional telah memberikan
sumbangan luar biasa bagi pembangunan negara kurang berkembang pada abad ke 19
dan 20, ada 3 peranan perdagangan luar negeri ke atas kegiatan perekonomian
negara yaitu :
1.Berperan sebagai penentuan tingkat pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka
2.Mengatasi masalah-masalah ekonomi yang mungkin dihadapi dalam perekonomian terbuka
3.Bentuk-bentuk kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.
1.Berperan sebagai penentuan tingkat pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka
2.Mengatasi masalah-masalah ekonomi yang mungkin dihadapi dalam perekonomian terbuka
3.Bentuk-bentuk kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.
B.
Faktor-Faktor
yang Mendorong Terjadinya Perdagangan Luar Negeri
Ada banyak faktor yang mendorong suatu
negara melakukan perdagangan internasional. Faktor tersebut di antaranya adalah
sebagai berikut.
a.Suatu Negara Tidak Mampu Memproduksi Semua
Barang yang Dibutuhkan Masyarakatnya
Ada kalanya suatu negara tidak mampu
memenuhi semua barang dan jasa yang menjadi kebutuhan penduduk, sehingga untuk
memenuhinya suatu negara perlu mengimpor barang dan jasa tersebut dari luar
negeri. Dengan demikian kebutuhan produk dapat dipenuhi.
b. Keinginan Memperoleh Keuntungan
(Devisa) untuk Meningkatkan Penerimaan Negara
Dalam rangka meningkatkan penerimaan
negara, negara mengekspor barang dan jasa produk dalam negeri ke luar negeri.
Dari kegiatan ekspor tersebut suatu negara akan memperoleh keuntungan (devisa).
c. Perbedaan Sumber Daya Alam
Perbedaan sumber daya alam mendorong
setiap negara menghasilkan produk yang berbeda. Hal ini mendorong terjadinya
perdagangan di antara negara yang memiliki produk berbeda.
d. Perbedaan Kemampuan Sumber Daya
Manusia
Kemampuan sumber daya manusia antara
negara satu dengan negara yang lain sangat berbeda. Contoh ada negara yang
sudah mampu dan ada yang belum mampu untuk memproduksi pesawat terbang,
sedangkan hampir seluruh negara membutuhkannya. Hal inilah yang mendorong
terjadinya perdagangan antarnegara.
e. Perbedaan Selera Konsumen
Selera konsumen di dalam negeri
terhadap produk luar negeri akan memengaruhi suatu negra untuk mengimpor barang
dan jasa tersebut. Perbedaan model suatu produk tertentu yang dihasilkan oleh
suatu negara kadangkala akan menarik minat konsumen terhadap produk tersebut.
f. Perbedaan Kemampuan Negara untuk
Mengolah Sumber Daya Ekonomi
Perbedaan kemampuan negara dalam
mengolah sumber daya ekonomi menyebabkan terjadinya perbedaan biaya produksi.
Hal ini menyebabkan biaya produksi di suatu negara relatif lebih murah jika
dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain. Kondisi demikian menyebabkan
suatu negara memutuskan untuk mengimpor barang karena lebih murah.
g. Keinginan Membuka Kerja Sama,
Hubungan Politik, dan Dukungan dari Negara Lain
Keinginan untuk membuka kerja sama
dengan negara lain akan mendorong terjadinya perdagangan internasional. Pada
sisi lain, perdagangan antarnegara juga akan menyebabkan kerja sama antarnegara
semakin erat.
h. Era Globalisasi
Adanya era gobalisasi dengan
perdagngan bebas menyebabkan tidak satu negara pun di dunia ini yang dapat
hidup sendiri. Mereka membutuhkan kerja sama dengan negara lain dan salah satu
bentuknya adalah perdagangan internasional tersebut.
C.
Keuntungan Perdagangan Internasional
Keuntungan yang timbul karena perdagangan
internasional sebagai berikut.
1.Mendapatkan Barang-Barang yang Dibutuhkan
Konsumen/Produsen Dalam Negeri
Barang-barang yang dimaksud adalah barang yang
tidak bisa diproduksi di dalam negeri maupun yang sudah bisa diproduksi, tetapi
masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat di dalam negeri.
Perdagangan internasional bermanfaat dalam mendapatkan barang-barang tersebut. Sebagai contoh, Indonesia tidak mampu menghasilkan mesin-mesin berat untuk pengolahan tekstil. Oleh karena itu, Indonesia melakukan perdagangan dengan negara maju, seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Perdagangan internasional bermanfaat dalam mendapatkan barang-barang tersebut. Sebagai contoh, Indonesia tidak mampu menghasilkan mesin-mesin berat untuk pengolahan tekstil. Oleh karena itu, Indonesia melakukan perdagangan dengan negara maju, seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan.
2. Menambah Cadangan Devisa bagi
Negara
Indonesia menjual barang dari dalam negeri
untuk konsumen di luar negeri. Transaksi penjualan ini bisa menggunakan mata
uang lokal (rupiah) maupun mata uang asing.
Penggunaan mata uang asing akan menambah cadangan devisa negara kita. Dengan kata lain, kekayaan negara kita akan bertambah, mengingat devisa merupakan salah satu bentuk kekayaan negara.
Penggunaan mata uang asing akan menambah cadangan devisa negara kita. Dengan kata lain, kekayaan negara kita akan bertambah, mengingat devisa merupakan salah satu bentuk kekayaan negara.
3.Perbaikan Teknologi Produksi
Pada saat melakukan perdagangan dengan negara
lain, secara langsung maupun tidak langsung, kita belajar untuk menggunakan
teknologi yang lebih maju dari negara maju.
Contohnya, dahulu Indonesia mengimpor
barang-barang elektronik dari Jepang, Korea, atau Amerika dalam bentuk barang
jadi.
Kini Indonesia mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga Indonesia hanya mengimpor komponen-komponennya dan dirakit di Indonesia untuk dijadikan barang jadi.
Kini Indonesia mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga Indonesia hanya mengimpor komponen-komponennya dan dirakit di Indonesia untuk dijadikan barang jadi.
D.
Kerugian
Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional dapat
membawa kerugian sebagai berikut.
1.Perdagangan internasional
menyebabkan masuknya produk luar negeri ke dalam negeri.
Hal ini sebenarnya bukan merupakan
masalah besar apabila konsumsi masyarakat terhadap barang dari luar negeri ini
memang dibutuhkan atau tidak mengurangi konsumsi terhadap barang lokal.
Kenyataannya, sebagian masyarakat Indonesia memiliki sifat konsumerisme terhadap produk luar negeri. Sifat ini tercermin dari besarnya penggunaan produk luar negeri yang umumnya lebih mahal.
Bahkan, sebagian masyarakat Indonesia menganggap bahwa produk asing memiliki kualitas yang jauh lebih tinggi daripada buatan dalam negeri.
Anggapan seperti ini merupakan tantangan bagi produsen lokal untuk memperbaiki kualitas barang yang diproduksinya dan mampu bersaing dengan produk luar negeri.
2.Besarnya konsumsi terhadap barang buatan luar negeri akan berakibat lebih buruk terhadap keberadaan industri kecil yang sedang tumbuh di Indonesia.
Apabila barang-barang lokal menjadi kurang bernilai dan kurang diminati oleh masyarakat karena kalah oleh barang buatan luar negeri, dikhawatirkan akan terjadi penyusutan jumlah industri kecil.
Pada perkembangan berikutnya, terjadi penurunan investasi pada produksi kecil, bahkan matinya industri kecil tersebut.
Pada gilirannya nanti akan menimbulkan pengangguran yang tentu akan berakibat buruk bagi perekonomian Indonesia.
Kenyataannya, sebagian masyarakat Indonesia memiliki sifat konsumerisme terhadap produk luar negeri. Sifat ini tercermin dari besarnya penggunaan produk luar negeri yang umumnya lebih mahal.
Bahkan, sebagian masyarakat Indonesia menganggap bahwa produk asing memiliki kualitas yang jauh lebih tinggi daripada buatan dalam negeri.
Anggapan seperti ini merupakan tantangan bagi produsen lokal untuk memperbaiki kualitas barang yang diproduksinya dan mampu bersaing dengan produk luar negeri.
2.Besarnya konsumsi terhadap barang buatan luar negeri akan berakibat lebih buruk terhadap keberadaan industri kecil yang sedang tumbuh di Indonesia.
Apabila barang-barang lokal menjadi kurang bernilai dan kurang diminati oleh masyarakat karena kalah oleh barang buatan luar negeri, dikhawatirkan akan terjadi penyusutan jumlah industri kecil.
Pada perkembangan berikutnya, terjadi penurunan investasi pada produksi kecil, bahkan matinya industri kecil tersebut.
Pada gilirannya nanti akan menimbulkan pengangguran yang tentu akan berakibat buruk bagi perekonomian Indonesia.
E.
Jenis-Jenis Perdagangan Luar Negeri
1. Bilateral
Perdagangan Bilateral adalah perdagangan yang terjadi antara 2 negara
contoh: Indonesia dan Jepang
2. Multiteral
Perdagangan Multiteral adalah perdagangan yang terjadi antara beberapa negara
contoh: APEC ( Asia Pasific Economic Cooperation)
3. Regional
Perdagangan Regional adalah perdagangan yang terjadi antara wilayah
contoh: AFTA (Asean Free Trade Area)
4.Antar Regional
Perdagangan Antar Regional adalah perdagangan yang terjadi antar 2 wilayah atau lebih
contoh: AFTA dan NAFTA
5. Internasional
Perdagangan Internasional adalah Perdagangan yang terjadi antar negara
contoh: WTO (World Trade Organization)
Perdagangan Bilateral adalah perdagangan yang terjadi antara 2 negara
contoh: Indonesia dan Jepang
2. Multiteral
Perdagangan Multiteral adalah perdagangan yang terjadi antara beberapa negara
contoh: APEC ( Asia Pasific Economic Cooperation)
3. Regional
Perdagangan Regional adalah perdagangan yang terjadi antara wilayah
contoh: AFTA (Asean Free Trade Area)
4.Antar Regional
Perdagangan Antar Regional adalah perdagangan yang terjadi antar 2 wilayah atau lebih
contoh: AFTA dan NAFTA
5. Internasional
Perdagangan Internasional adalah Perdagangan yang terjadi antar negara
contoh: WTO (World Trade Organization)
F.
Contoh Kasus
INDONESIA – AUSTRALIA
Gugatan Indonesia atas kebijakan
kemasan rokok polos (plain packaging) Australia di Badan Perdagangan Dunia
(WTO) mendapatkan perhatian banyak negara. Tidak hanya Indonesia, sebanyak 36
negara juga terlibat baik langsung maupun tidak dalam kasus ini.
Dengan banyaknya negara yang terlibat,
Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional (KPI) Kementerian Perdagangan
(Kemendag) Bachrul Chairi menyebut, sengketa dagang ini merupakan sengketa
dagang terbesar yang pernah ditangani WTO sampai saat ini.
Selain 36 negara lain yang terlibat,
terdapat tiga anggota WTO lainnya yang mengikuti jejak yang sama dengan
Indonesia. Yaitu menggugat kebijakan yang diberlakukan Australia terkait
kemasan rokok ini. Ketiga negara itu adalah Honduras, Republik Dominika, dan
Kuba.
Awalnya 5 negara mengajukan
permohonan, tetapi Ukraina mengundurkan diri dengan alasan yang tidak bisa
dibuka. Jadi tinggal 4.
Jadi ada 36 negara yang disebut pihak
terpati, atau negara-negara yang bakal terkena dampak baik langsung maupun
tidak. Bachrul merinci, dari total 36 negara tersebut hanya 20 negara yang mau
menentukan pilihan suaranya.
Dari 36 negara, yang memberikan
submisinya (pendapat/pilihan) ada 20 negara. Komposisinya 8 negara mendukung
persepsi Indonesia, 7 negara itu memihak Australia dan sisanya 5 negara ada di
tengah-tengah.
Daftar Pustaka
Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Kedua.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sukirno, Sadono. 2010. Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
https://haydaynet.blogspot.co.id/2016/11/makalah-ekonomi-makro-perdagangan-internasional-dan-contoh-kasus.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar